Imam Malik rahimahullah dalam al Muwaththa’nya meriwayatkan hadits dari Yazid bin Ruman dimana ia berkata :
كَانَ النَّاسُ يَقُومُونَ فِي زَمَانِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ ، فِي رَمَضَانَ بِثَلَاثٍ وَعِشْرِينَ رَكْعَةً.
Dahulu dizaman Umar bin Khaththab manusia (kaum muslimin) sholat (tarawih) dibulan Ramadhan 23 raka’at
————— Al Muwaththo’ Kitab:Ash Sholat Bab:Maa Jaa-a fi qiyami Ramadhan No. 303
Keterangan :
Para ‘ulama hadits menyebutkan bahwa sanad hadits ini MUNQATHI’ (terputus) karena Yazid bin Ruman tidak berjumpa dengan shahabat Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu. Berkata Imam An Nawawi dalam Majmu’nya :
رَوَاهُ مَالِكٌ فِي الْمُوَطَّأِ عَنْ يَزِيدَ بْنِ رُومَانَ وَرَوَاهُ الْبَيْهَقِيُّ لَكِنَّهُ مُرْسَلٌ فَإِنَّ يَزِيدَ بْنَ رُومَانَ لَمْ يُدْرِكْ عُمَرَ
(Hadits ini) telah diriwayatkan oleh Malik dalam al Muwatho’ dari Yazid bin Ruman, dan juga oleh al Baihaqi akan tetapi ini riwayat mursal karena yazid bin ruman tidak berjumpa dengan shahabat Umar
———————– Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab (4/33)
Apalagi riwayat ini –bersamaan dengan dha’ifnya- bertentangan pula dengan riwayat 11 raka’at yang juga disebutkan oleh Imam Malik dalam Al-Muwaththa’nya dengan sanad yang keshahihannya seterang matahari tanpa bisa diingkari , yakni :
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يُوسُفَ ، عَنِ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ ، أَنَّهُ قَالَ : أَمَرَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ أُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ، وَتَمِيمًا الدَّارِيَّ أَنْ يَقُومَا لِلنَّاسِ بِإِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً.
Dari Muhammad bin Yusuf, dari Saib bin Yazid bahwa ia berkata : Umar bin Khaththab telah memerintahkan Ubay bin Ka’ab dan Tamim Ad Dariy agar mereka berdua mengimami kaum muslimin 11 (sebelas) raka’at.
————— Al Muwaththo’ Kitab:Ash Sholat Bab:Maa Jaa-a fi qiyami Ramadhan No. 302
Muhammad bin Yusuf (wafat kira-kira 140 H) memiliki hubungan nasab dengan Saib bin Yazid dan berjumpa dengannya sebagimana ditegaskan oleh Imam Ibnu Hibban dalam kitab “Ats Tsiqaat” dan telah mentsiqahkannya diantara imam-imam ahlul hadits seperti, Imam Yahya bin Sa’id Al Qaththan dan Ishaq bin Manshur sebagaimana diriwayat perkataan keduanya oleh Imam Yahya bin Ma’in dan juga Imam Al Bukhari yang meriwayatkan perkataan Imam Yahya bin Sa’id tentangnya dan Imam Ibnu Hibban menyebutkannya dalam thobaqat Atba’ut Tabi’iin dalam kitab “Ats Tsiqaat” nomor : 10783
Sedangkan Said bin Yazid radhiyallahu ‘anhu (wafat 91 H) adalah shahabat kecil yang pernah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada haji wada’ sedangkan beliau ketika itu berumur 7 tahun , sebagaimana perkataannya yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya :
” حُجَّ بِي مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ، وَأَنَا ابْنُ سَبْعِ سِنِينَ “
“Aku ikut melaksanakan ibadah haji bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada saat haji wada’ sedangkan saat itu aku adalah anak berumur 7 tahun”
————- Al Musnad no. 15718 berkata muhaqqiq al musnad : “Isnadnya shahih sesuai dengan persyaratan syaikhain “ (yakni Al Bukhari dan Muslim)
Maka ini adalah riwayat Atba’ut Tabi’in yang meriwayatkan langsung dari shahabat. Mungkin sebagian orang menduga sanadnya juga terputus karena bukan seorang tabi’in yang meriwayatkannya tapi Atba’ut Tabi’in.
Namun hal itu telah terjawab bahwa Saib bin Yazid adalah seorang shahabat kecil dan telah ditegaskan perjumpaannya dengan Muhammad bin Yusuf apalagi masih ada hubungan nasab yang dekat dengannya.
Walhasil, jadilah riwayat sholat tarawih 23 rakaat adalah riwayat dho’if yang menyelisihi riwayat yang shahih 11 raka’at.
Wallahu A’lam
Abu Rofiq , 8 Ramadhan 1444 H
Rujukan :
- Al Muwaththa’ oleh Imam Malik
- Al Musnad oleh Imam Ahmad
- Irwa’ul Ghalil oleh Syekh Albani
- Sholatut Tarawih oleh Syekh Albani
- As Silsilah Adh Dha’ifah oleh Syekh Albani
- Ats Tsiqaat oleh Ibnu Hibban