Jika dakwah itu hanya sekedar untuk mengajak memperbanyak shadaqah, infaq, maka sebagian ahli bid’ah alangkah semangatnya mereka dalam berinfaq untuk menyokong kebid’ahan mereka bahkan mengalahkan sebagian ahlus sunnah.
Jika dakwah hanya menyeru manusia untuk mengajak senyum, tegur sapa dan berakhlak mulia pada sesama manusia, maka sebagian ahli bid’ah bahkan unggul dalam perkara ini mengalahkan sebagian ahlus sunnah.
Jika dakwah itu hanya sekedar mengajak untuk menghafal Al Qur’an, memperbanyak sholat dan puasa, maka khawarij bahkan mengungguli para sahabat dalam hal ini.
Bukankah Shahabat Abu Bakar dan Umar dan banyak shahabat yang lain tidak mereka hafal Al Qur’an, namun khawarij banyak yang hafal Al Qur’an?
Bukankah Para shahabat merasa minder dan menganggap remeh ibadah mereka sendiri dibandingkan dengan ibadah Khawarij?
Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang mereka :
يَخْرُجُ قَوْمٌ مِنْ أُمَّتِي، يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ، لَيْسَ قِرَاءَتُكُمْ إِلَى قِرَاءَتِهِمْ بِشَيْءٍ، وَلَا صَلَاتُكُمْ إِلَى صَلَاتِهِمْ بِشَيْءٍ، وَلَا صِيَامُكُمْ إِلَى صِيَامِهِمْ بِشَيْءٍ،
“Akan muncul suatu kaum dari umatku yang pandai membaca Al Qur`an. Dimana, bacaan kalian (wahai para shahabat) tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan bacaan mereka. Demikian pula shalat kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan shalat mereka. Juga puasa kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan puasa mereka.
________
Shahih Muslim 1067, dari shahabat ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu dan lainnya.
Namun bagaimana kesudahan mereka?
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang mereka :
يَمْرُقُونَ مِنَ الْإِسْلَامِ، كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ
“Mereka keluar dari Islam sebagaimana keluar anak panah dari sasarannya”
_____
Shahih Muslim 1067
Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan :
” الْخَوَارِجُ كِلَابُ النَّارِ ”
“AL KHAWARIJ ADALAH ANJING-ANJING NERAKA”
___________
(HR. Ibnu Majah :173 dan Ahmad 19130, 19415 dari Ibnu Abi Aufa radhiyallahu ‘anhu )
Apakah yang kurang dan yang salah dari mereka…??!
Apa sebabnya sampai seperti itu..?!
Jawabannya adalah:
“Sebab penyimpangan mereka dalam manhaj dan aqidah menyelisihi manhaj dan aqidahnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Shahabat beliau radhiyallahu ‘anhum ajma’in”
Inilah rahasia kenapa mesti memprioritaskan dakwah kepada Manhaj dan Aqidah yang shahih…
Sebab seluruh kebaikan dan keutamaan yang dimiliki oleh seseorang tidak bermanfaat sedikitpun baginya jika dia berada diatas Manhaj yang rusak dan Aqidah yang bathil.
Alangkah mengherankan sebagian orang hari ini, mereka menjadikan puncak semangat dan usahanya hanya untuk mengasah lisan setajam mata anak panah agar fasih dalam membaca Al Qur’an….Namun tidak ia paham makna dan konsekuensi Kalimat Tauhid…
Alangkah fasihnya ia melafazhkan :
أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا رسول الله
Namun ia tidak mengerti dan paham apa i’rabnya, maknanya, haqnya, hukumnya, konsekwensinya, persyaratannya, pembatal-pembatalnya, keutamaannya, faedah dan buahnya, faktor penyempurnanya.
Alangkah besar pengorbanan sebagian orang dan alangkah besar perhatian mereka dalam mencetak hafizh BERSANAD, bahkan alangkah bangganya mereka dengan itu, seolah-olah tidak ada yang layak menjadi Imam sholat selain yang bersanad, tidak berpahala membaca Al Qur’an kecuali yang bersanad… Tapi sebaliknya alangkah sedikit sekali yang mau berkorban dan mencurahkan perhatian dan usahanya untuk Mencetak Generasi Yang Bermanhaj dan Beraqidah Salaf…
Demikianlah realita yang ada..
Karena itu kita katakan, bahwa juru dakwah yang tidak memprioritaskan dakwahnya kepada Manhaj dan Aqidah yang shahih, maka ia hakikatnya sedang menipu umat.
Dimana ia bagaikan orang yang mengajak manusia untuk bersusah payah dan mengeluarkan pengorbanan untuk memperindah dan meninggikan bangunan mereka, padahal ia tahu pondasi bangunannya rapuh dan bangunan itu akan runtuh dan pada akhirnya akan membinasakan pemiliknya.
Begitulah kondisi juru dakwah yang mengajak kaum muslimin untuk bersusah payah mendapatkan keutamaan amal ini dan itu, namun ia diam dan membiarkan mereka dalam penyimpangan aqidah dan manhajnya.
Mereka bicara tentang zuhud, tazkiyatun nafs (kesucian jiwa) namun tidak mereka bicara tentang bagaimana membersihkan aqidah dan meluruskan manhaj.
Lalu keutamaan apakah yang akan ia dapatkan.. ?
Karena sesungguhnya seluruh kebaikan dalam Islam ini, mesti tegak diatas Pondasi Manhaj dan Aqidah yang shahih.
Karena jika tidak jadilah nilai amalnya semisal khawarij ini :
يَمْرُقُونَ مِنْ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنْ الرَّمِيَّةِ يُنْظَرُ إِلَى نَصْلِهِ فَلَا يُوجَدُ فِيهِ شَيْءٌ ثُمَّ يُنْظَرُ إِلَى رِصَافِهِ فَمَا يُوجَدُ فِيهِ شَيْءٌ ثُمَّ يُنْظَرُ إِلَى نَضِيِّهِ وَهُوَ قِدْحُهُ فَلَا يُوجَدُ فِيهِ شَيْءٌ ثُمَّ يُنْظَرُ إِلَى قُذَذِهِ فَلَا يُوجَدُ فِيهِ شَيْءٌ
“Mereka keluar dari agama seperti melesatnya anak panah dari targetnya (hewan buruan). (Karena sangat cepatnya anak panah yang dilesakkan), maka ketika ditelitila ujung panahnya maka tidak ditemukan suatu bekas apapun, lalu ditelitilah batang panahnya namun tidak ditemukan suatu apapun lalu, ditelitilah bulu anak panahnya namun tidak ditemukan suatu apapun.”
______
Shahih Bukhari 3610 dari shahabat Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu
Maka tidak ada yang mereka temukan kecuali kesia-siaan dan kerugian.
نسأل الله العظيم العافية والسلامة في دينا …