Tujuan beramal adalah untuk mengharapkan balasan dari Allah Ta’ala, dan bukan untuk mencari pujian dan sanjungan manusia. Dan ada beberapa kondisi orang yang beramal untuk selain Allah.
1.) Terkadang dalam beramal murni ingin mendapatkan pujian manusia, tidak ada yang ia inginkan kecuali pujian manusia atau penilaian manusia tentang dirinya.
Maka hal ini seperti kondisi orang-orang munafik dalam sholat mereka.
إِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَٰدِعُهُمۡ وَإِذَا قَامُوٓاْ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُواْ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ وَلَا يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيلٗا
Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud ria (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.
-Surat An-Nisa’, Ayat 142
2.) Terkadang dia beramal untuk Allah tapi dihinggapi rasa ingin mendapatkan pujian dan sanjungan, maka apabila perasaan itu muncul dari awalnya maka amalannya terhapus.
Rasulullah shalallahu a’laihi wa sallam bersabda:
يقول الله تبارك وتعالى: أنا أغنى الشركاء عن الشرك من عمل عملا أشرك معي فيه غيري تركته وشركه. رواه مسلم
Allah Ta’ala berkata: aku paling kaya dari sekutu-sekutu untuk disekutukan, siapa yang beramal menyekutukan aku di dalam beramal, aku tinggalkan dia bersama sekutunya. HR. Muslim.
3.) Niat awalnya dalam beramal untuk Allah Ta’ala tapi muncul keinginan untuk riya’ maka tidak membahayakan dirinya, tapi jika membahayakan dirinya dan dia berusaha menolaknya maka tidak masalah.
Tapi jika niat riya’ selalu terus-menerus dalam hatinya maka apakah membatalkan amalannya atau tidak ? Para ulama’ berbeda pendapat dalam masalah ini.
Imam ahmad dan atthobari bahwa amalannya tidak batal dan dia dibalas dengan niatnya yang pertama kali.
Adapun ketika dia beramal dan mendapatkan pujian manusia tanpa mengharapkan pujian dari mereka dan dia bahagia maka tidak membatalkan amalannya.
Rasulullah shalallahu a’laihi wa sallam bersabda;
عن أبي ذر عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه سئل عن الرجل يعمل العمل لله من الخير يحمده الناس عليه فقال: تلك عاجل بشرى المؤمن. رواه مسلم وابن ماجة وابن حبان.
Dari sahabat abu Dzar dari nabi sholallahu a’laihi wa sallam bahwa beliau ditanya oleh seseorang, yang mana dia beramal untuk Allah dari kebaikan, dan manusia memujinya maka Rasulullah bersabda: itu adalah percepatan kabar gembira untuk orang mukmin. HR. Muslim, Ibnu Majah, Ibnu Hibban.
?جامع العلوم والحكم
? Adevico