? Menyembelih Hewan Adalah Sebuah Ibadah dan Memalingkan Sebuah Ibadah Kepada Selain Allah Adalah Sebuah Kesyirikan
➖➖➖➖➖➖
Berkurban dengan menyembelih binatang ternak adalah seagung-agung taqarrub/pendekatan dan sebesar-besar keta’atan kepada Allah, yang didalamnya terdapat pahala yang besar. Allah telah menggandengkan penyebutan sholat dan kurban sebagai dalil akan mulia dan agungnya kedudukan ibadah kurban ini disisi Allah Ta’ala. Allah berfirman :
قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Al An’am:162)
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah “
Berkata Al-Hafizh Al- Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya :
يَأْمُرُهُ تعالى أنْ يُخْبِرَ الْمُشْرِكِيْنِ الَّذِيْنَ يَعْبُدُوْنَ غَيْرَ اللهِ وَيَذْبَحُوْنَ لِغَيْرِ اسْمِهِ أَنَّهُ مُخَالِفٌ لَّهُمْ فِيْ ذَلِكَ, فَإِنَّ صَلَاتَهُ للهِ وَنُسُكَهُ عَلَى اسْمِهِ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ, وَهَذَا كَقَوْلِهِ تَعاَلَى {فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ} أَيْ أَخْلِصْ لَهُ صَلَاتَكَ وَذَبْحَك, فإِنَّ الْمُشْرِكِيْنَ كَانُوْا يَعْبُدُوْنَ الْأَصْناَمَ وَيَذْبَحُونَ لَهَا, فَأَمَرَهُ اللهُ تَعَالَى ِبمُخاَلَفَتِهِمْ وَالْإِنْحِراَفِ عَمَّا هُمْ فِيْهِ وَالْإِقْبالِ بِالقَصْدِ والنِّيَّةِ وَالْعَزْمِ عَلىَ اْلِإخْلاَصِ للهِ تَعَالَى
“ Allah Ta’ala memerintahkan beliau agar memberitahukan kepada orang-orang musyrik yang menyembah selain Allah dan menyembelih dengan selain nama-Nya, bahwa beliau berbeda dan menyelisihi mereka dalam hal tersebut, karena sesungguhnya sholat beliau hanya untuk Allah dan kurban beliau hanya dengan nama-Nya semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan hal ini sebagaimana firman-Nya : {Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah} yakni hendaklah engkau mengikhlaskan sholat dan sembelihanmu untuk-Nya semata, karena sesungguhnya orang-orang musyrik itu menyembah berhala dan menyembelih untuk berhala tersebut, maka Allah Ta’ala memerintahkan beliau agar menyelisihi dan membedakan diri dengan apa yang mereka lakukan dan menghadapkan niat, tujuan dan keinginannya agar mengikhlaskan semuanya hanya untuk Allah Ta’ala semata”
? Allah Melaknat Orang Yang Menyembelih Untuk Selain-Nya
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ
“Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah”
Laknat Allah yang dikhabarkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits ini terhadap orang yang menyembelih untuk selain Allah menunjukkan besarnya dosa perbuatan tersebut, dan hal itu merupakan sebuah kesyirikan yang bisa mengeluarkan seseorang dari Islam karena ia telah memberikan sebuah ibadah yang sejatinya hanyalah milik Allah, lalu ia berikan kepada selain Allah.
? Diantara Bentuk Kesyirikan Yang Dilakukan Orang Jahiliyah Dahulu
Berkata Az-Zamakhsyari :
كانوا إذا اشْتَرَوْا دَارًا أَوْ بَنَوْهَا أَوْ اسْتَخْرَجُواْ عَيْنًا ذَبَحُوْا ذَبِيْحَةً خَوْفًا أَنْ تُصِيْبَهُمُ الْجِنُّ
“Mereka dahulu apabila membeli sebuah rumah atau membangunnya atau menggali sumur untuk mendapatkan mata air maka mereka menyembelih hewan sebagai bentuk ketakutan terhadap jin kalau-kalau jin itu mendatangkan bahaya pada mereka”
Diantara bentuk kesyirikan lain adalah datangnya orang yang sakit kepada dukun lalu dukun itu meminta seekor ayam dan menyembelihnya untuk mengetahui penyakit orang tersebut. Tidak diragukan lagi, sembelihan seperti ini adalah untuk jin yang dimintai pertolongannya oleh dukun tersebut.
Lajnah Da-imah ditanya tentang seseorang yang mendatangi dukun lalu dukun tersebut meminta darinya seekor ayam hitam atau putih lalu darah ayam itu dioleskan pada orang sakit atau hal lainnya, maka Lajnah Da-imah menjawab :
]الذَّبْحُ لِغَيْرِ اللهِ شِرْكٌ أَكْبَرٌ، قَالَ تَعَالىَ: قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ ( سورة الأنعام :162-163 ) وَقَدْ لَعَنَ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ، وَيُحَرِّمُ إِتْيَانَ مِثْلِ هَذَا مِنَ المشعوذين وَالْكَهَنَةِ وَنَحْوِهِمْ مِمَّنْ يَفْعَلُ الشِّرْكِيَّاتِ كَمَا يُحَرِّمُ سُؤَالَهُمْ وَتَصْدِيْقَهُمْ[
“Sembelihan untuk selain Allah merupakan kesyirikan terbesar, karena Allah Ta’ala berfirman : {Katakanlah: sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”}.
dan sungguh Nabi telah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah dan mengharamkan mendatangi paranormal dan para dukun dan orang yang semisal mereka dari pelaku-pelaku kemusyrikan sebagaimana beliau mengharamkan juga bertanya kepada mereka dan membenarkan mereka” )
#(Al An’am : 162-163)
? Jenis – Jenis Sembelihan Dan Hukumnya :
1. Menyembelih dengan menyebut nama Allah dan ditujukan hanya untuk Allah
Inilah sembelihan yang benar dan bernilai ibadah, seperti menyembelih al hadyu saat haji dan menyembelih hewan kurban saat hari raya kurban.
2. Menyembelih dengan menyebut nama Allah namun ditujukan kepada selain Allah
Ini termasuk perbuatan syirik karena menujukan ibadah kepada selain Allah. Seperti seseorang menyembelih menyebut nama Allah untuk persembahan kepada ruh-ruh guru atau syekhnya. Sembelihan jenis ini haram dan haram dimakan dagingnya meskipun disebut padanya nama Allah, karena ditujukan untuk selain Allah. Ini merupakan kesyirikan yang dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam.
3. Menyembelih dengan menyebut nama selain Allah dan ditujukan kepada selain Allah
Seperti seseorang menyembelih dengan nama pemimpin jin untuk mengharapkan pertolongannya dan ketundukan kepadanya. Terkumpul dalam hal ini syirik dalam hal isti’anah (meminta pertolongan) dan sekaligus syirik dalam tujuan ibadah yang bisa menjadikan pelakunya murtad keluar dari Islam dan haram dimakan sembelihannya.
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih untuk selain Allah”
(Surat Al-Maidah :3)
4. Menyembelih dengan menyebut nama selain Allah namun ditujukan untuk Allah
Ini juga termasuk kesyirikan yang besar karena telah menjadikan makhluk sebagai sekutu dan perantara kepada Allah dan haram dimakan dagingnya :
وَلاَ تَأْكُلُواْ مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَى أَوْلِيَآئِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ
“Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya . Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.”
(Surat Al-An’am : 121)
5. Menyembelih dengan menyebut nama Allah untuk dimanfaatkan dagingnya
Ini adalah sembelihan yang boleh, bahkan sebenarnya termasuk ibadah, karena menyembelih disini untuk memperoleh penghalalan dari Allah dan hal itu merupakan Ibadah.
6. Menyembelih dengan menyebut nama Allah untuk mendekatkan diri pada Allah namun bukan dalam perkara yang disyari’atkan Allah
Ini adalah sembelihan yang bid’ah, seperti menyembelih setelah sholat istisqa’, untuk memperingati maulid, dan yang semisalnya sebagai bentuk taqarrub kepada Allah. Perbuatannya adalah bid’ah dan pelakunya berdosa namun halal sembelihannya karena disembelih dengan nama Allah dan tidak untuk selain Allah.
? Hakikat Sebuah Kesyirikan
Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya:
عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قال: قال رسول الله : «دَخَلَ الْجَنَّةَ رَجُلٌ فِيْ ذُبَابٍ وَدَخَلَ النَّارَ رَجُلٌ فِيْ ذُبَابٍ !». قالوا : كَيْفَ ذَلِكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قال: « مَرَّ رَجُلَانِ عَلىَ قَوْمٍ لَّهُمْ صَنَمٌ لَا يُجاَوِزُهُ أَحَدٌ حَتَّى يُقَرِّبَ لهُ شَيْئًا, فَقَالُوْا لِأَحَدِ هِمَا :قَرِّبْ!, قال : لَيْسَ عِنْدِيْ شَيْءٌ أُقَرِّبُ. قَالُوْا لَهُ: قَرِّبْ وَلَوْ ذُبَاباً, فَقَرَّبَ ذُبَاباً فَخَلَّوْا سَبِيْلَهُ, فَدَخَلَ النَّارَ. وَقَالُوْا لِلْآخَرِ : قَرِّبْ ! قَالَ : مَا كُنْتُ لَأُقَرِّبَ لِأَحَدٍ شَيْئاً دُوْنَ اللهِ فَضَرَبُوْا عُنُقَهُ فَدَخَلَ الْجَنَّةَ »
“Dari Thariq bin Syihab, (beliau menceritakan) bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Ada seorang lelaki yang masuk surga gara-gara seekor lalat dan ada pula lelaki lain yang masuk neraka gara-gara lalat.” Mereka (para sahabat) bertanya, “Bagaimana hal itu bisa terjadi wahai Rasulullah ?” Beliau menjawab, “Ada dua orang lelaki yang melewati daerah suatu kaum yang memiliki berhala. Tidak ada seorangpun yang diperbolehkan melewati daerah itu melainkan dia harus berkorban (memberikan sesaji) sesuatu untuk berhala tersebut. Mereka pun mengatakan kepada salah satu di antara dua lelaki itu, “Berkorbanlah.” Maka dia menjawab, “Aku tidak punya apa-apa untuk dikorbankan.” Maka mereka mengatakan, “berkorbanlah, walaupun hanya dengan seekor lalat.” Maka dia pun berkorban dengan seekor lalat, sehingga mereka pun memperbolehkan dia untuk lewat dan meneruskan perjalanan. Karena sebab itulah dia masuk neraka. Dan mereka juga mengatakan kepada orang yang satunya, “Berkorbanlah.” Dia menjawab, “Aku tidak akan berkorban dengan sesuatupun untuk selain Allah.” Maka mereka pun memenggal lehernya, dan karena itulah dia masuk surga.” )
____
Hadist ini menunjukkan bahwa taqarrub kepada selain Allah (dengan menyembelih hewan, memberikan sesaji, atau yang lainnya) merupakan sebab masuk ke dalam neraka. Yang tampak dari kisah di atas bahwa orang yang disebutkan dalam hadis tersebut awalnya adalah seorang muslim. Dia masuk neraka disebabkan karena perbuatannya. Hal ini menunjukkan bahwasanya bertaqarrub kepada selain Allah merupakan perbuatan syirik akbar, karena hukuman masuk neraka yang dimaksud dalam hadits ini adalah hukuman kekal di neraka. Pelajaran lain dari hadist di atas, bahwa walaupun yang dijadikan bentuk taqarrub adalah sesuatu yang tidak bernilai, yakni hanya seekor lalat, bisa menyebabkan seseorang kekal masuk neraka. Maka ini menunjukkan bahwa hakikat kesyirikan itu adalah ketika memberikan ibadah, penghambaan yang merupakan hak Allah semata kepada selain Allah, meskipun hanya dengan seekor lalat atau meskipun hanya dengan sebuah isyarat kedipan mata.