الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله…أما بعد
Kaum muslimin yang dirahmati dan dimuliakan Allah Ta’ala …
Sesungguhnya ketaqwaan merupakan asas dan pokok dari seluruh kebahagiaan, jalan keberuntungan, dan sebab untuk meraih keselamatan dan kemenangan didunia dan akhirat. Ketaqwaan juga merupakan sumber dan pokok dari seluruh kebaikan, dan inti dari sebuah ketaatan, karena dari ketaqwaan itulah lahir hakikat penghambaan kepada Allah.
Dan tidak ada masa yang paling baik, yang dilalui oleh seorang hamba, melainkan masa dimana ia telah mengisinya dengan ketaatan kepada Allah, memalingkan jiwanya dari selain Allah dan memaksanya untuk tunduk kepada Allah dengan berdzikir kepadaNya, tunduk kepada hukum-hukumNya yakni kepada risalah yang telah dibawa oleh RasulNya dan mempersembahkan ibadah hanya untuk-Nya semata.
Maka barangsiapa yang telah dikarunia Allah taufiq untuk melakukan ketaatan, hendaklah ia memuji Allah atas ketaatan tersebut, karena pada hakikatnya seorang hamba tidaklah akan bisa melakukan ketaatan sekecil apapun, melainkan dengan taufiq dan pertolongan Allah Ta’ala dan hendaklah ia memperbanyak do’a sebagaimana yang diajarkan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ kepada shahabat Mu’adz bin Jabal رَضِيَ اللهُ عَنْهُ agar ia membaca do’a ini disetiap penghujung sholat yakni sebelum mengucapkan salam
: « اَللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكِ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ «
“ Ya Allah berilah aku pertolongan untuk bisa berdzikir dan bersyukur kepada-Mu dan untuk memperbagus ibadahku kepada-Mu “
————————
(SHAHIH. Dikeluarkan oleh Imam Abu Daud dalam Sunannya No: 1522- Imam Ibnu Hibban dalam Shahihnya :2020,2021, Imam Al-Mundziri dalam Targhib wat Tarhib 2/375- Imam An Nawawi dalam Tahdzibul Asmai wal Lughat 2/99 juga dalam Al-Adzkar No. 192, 905 dan yang lainnya)
Kaum muslimin semoga Allah merahmati dan memuliakan kita semua …
Hendaklah kita menjadi hamba Allah yang bersemangat dalam mengamalkan kebaikan, yang mengajak kepada kebaikan dan menjadi penolong bagi orang lain untuk mengamalkan kebaikan, karena tidak ada satu kebaikanpun yang sia-sia disisi Allah Ta’ala walau sekecil apapun kebaikan tersebut. Boleh jadi sebuah kebaikan yang dianggap remeh oleh seseorang, namun ternyata kebaikan yang dianggapnya remeh tersebut menjadi sebab baginya untuk mendapatkan ampunan Allah dan sebab yang memasukkannya kedalam syurga.
Seorang hamba tidak mengetahui amalan kebaikan yang manakah yang menjadi sebab masuknya ia kedalam syurga. Karena itu, seorang mu’min tidak akan menganggap remeh sebuah kebaikan sekecil apapun, dan ia akan berusaha untuk meraih setiap peluang yang ada dihadapannya yang bisa menghasilkan pahala, sebagaimana seorang pebisnis sejati akan berusaha meraih setiap peluang yang bisa menghasilkan keuntungan materi baginya.
Cukuplah hadits berikut menjadi motivator dan pendorong bagi kita untuk selalu menjadi orang yang bersemangat dalam mengamalkan kebaikan, karena dalam setiap kebaikan yang kita amalkan terdapat peluang untuk mendapatkan syurganya Allah :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:« لَقَدْ رَأَيْتُ رَجُلًا يَتَقَلَّبُ فِي الْجَنَّةِ فِي شَجَرَةٍ قَطَعَهَا مِنْ ظَهْرِ الطَّرِيقِ كَانَتْ تُؤْذِي النَّاسَ « “
Dari Abu Hurairah رَضِيَ اللهُ عَنْهُ dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ beliau bersabda : “ Sungguh aku melihat seorang laki-laki yang mondar mandir dalam syurga karena usahanya yang memotong sebuah pohon – ditengah jalan (lalu menyingkirkannya) karena bisa menyakiti orang lain.”
———————-
HR. Muslim dalam Shahihnya ; kitab Al-Birru wash Shillatu wal Adab
Berkata Syekh Muhammmad bin Shalih Al-‘Utsaimin رَحِمَهُ اللهُ ketika menjelaskan hadits ini dalam Syarh Riyadhish Shalihin
: ﻓَﻔِﻴْﻪِ ﺩَﻟِﻴْﻞٌ ﻋَﻠﻰَ ﻓَﻀِﻴْﻠَﺔِ ﺇِﺯَاﻟَﺔِ اْﻷَﺫَﻯ ﻋَﻦِ اﻟﻄّﺮِﻳْﻖِ ، ﻭَأَنَّهُ ﺳَﺒَﺐٌ ﻟِﺪُﺧُﻮْﻝِ الْجّنَّةِ
“ Dalam hadits ini terdapat dalil tentang keutamaan membuang gangguan dari jalan dan bahwa amalan ini merupakan sebab masuknya seseorang kedalam syurga “
Ini merupakan perkara yang menakjubkan yang dijelaskan oleh hadits nabi yang mulia ini, dimana sebuah amalan yang kecil dan mudah bisa menjadi sebab dimasukkannya seseorang kedalam syurga, lalu bagaimana dengan kebaikan yang lebih besar dan lebih utama dari sekedar menghilangkan duri, atau pohon atau gangguan lainnya dari jalanan ? yakni sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah dalam hadits berikut ini :
عَنْ أَبِيْ هُريْرةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :« الْإِيْمَانُ بِضْعٌ سَبْعُوْنَ – أوْ بِضعٌ سِتُّوْنَ – شُعْبَةً ، أَعْلاَهاَ : قوْلٌ : لآ إلهَ إلّا اللّهُ ، وَأَدْناَهاَ : إماطةُ الْأَذَى عَنِ الطّريقِ ، وَالْحَيَاءُ شُعبةٌ مِنَ الْإِيْمَانِ »– مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ —
Dari Abu Hurairah رَضِيَ اللهُ عَنْهُ berkata : Telah bersabda Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :” Iman itu terdiri lebih dari 73 – atau 63- cabang, yang paling tingginya adalah ucapan : Laa ilaaha illallaah dan yang paling rendahnya adalah menghilangkan gangguan dari jalan dan rasa malu merupakan bagian dari iman.”
Ucapan Laa ilaaha illallaah merupakan bagian yang paling tinggi dari keimanan, dan tidak kita ragukan lagi, bahwa setiap muslim yang mengucapkan kalimat ini yang lahir dari pemahamannya yang benar terhadap kalimat ini dan hati yang ikhlas serta bersih dari kesyirikan, dan ia melaksanakan konsekwensi dari kalimat ini , maka tiada keraguan dalam hal ini bahwa amalan ini lebih pantas menjadi sebab dimasukkannya ia kedalam syurga karena kedudukannya sebagai tingkatan iman yang paling tinggi melebihi dari sekedar membuang duri dari jalanan.
Pahamilah wahai Kaum Muslimin yang dirahmati Allah … !
Jika membuang duri dari jalanan bisa menjadi sebab masuknya seorang kedalam syurga,maka bukankah Kalimat Tauhid yang menghujam dalam hati seorang hamba yang ia pertahankan dan ia jaga keimanannya tersebut dari tercampur dan terkontaminasi dengan kesyirikan lebih pantas untuk menjadi sebab masuknya ia kedalam syurga ?
Sungguh Aqidah yang lurus dan selamat tidak kita ragukan lagi merupakan jalan yang bisa menyampaikan seseorang kedalam syurga dan merupakan sebab diselamatkannya seseorang dari neraka sebagaimana sabda beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
« فَإِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ : لآ إلَهَ إلّا اللهُ يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ «
“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas neraka setiap orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallaah yang ia menginginkan Wajah Allah dengan ucapannya tersebut”
——————————–
HR. Bukhari dalam Shahihnya; kitab Ash-Shalat dan ini lafazh Bukhari – Muslim dalam Shahihnya; kitab Al-Iman dari ‘Utban bin ‘Amru bin Al-‘Ajlani رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
Siapa saja yang mau mempelajari agama Allah yang mulia ini, niscaya ia akan mengetahui bahwa Islam merupakan agama yang indah dan mudah, dan ia akan mengetahui bahwa Allah telah dan Rasul-Nya telah menjelaskan seluruh kebaikan yang bisa menyampaikan seorang hamba kepada keridhoanNya dan yang bisa memasukkannya kedalam syurga-Nya.
Maka bersemangatlah wahai Kaum Muslimin untuk menempuh jalan menuju syurga, dengan mentauhidkanNya dan tidak mempersekutukanNya dengan sesuatupun dan dengan mengamalkan semua amalan kebaikan dan ketaatan yang telah Allah dan Rasul-Nya kabarkan kepada kita bahwa hal itu merupakan JALAN MENUJU SYURGA .
Billahit Taufiq Wal Hidayah