يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ)
“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.”
_____[Surat Yunus 57]
Didalam ayat diatas terkandung penjelasan tentang 4 fungsi pokok al Qur’an :
1- Al Quran Adalah Sebagai MAU’IZHAH.
Berkata Syekh Abdur Rahman bin Nashir As Sa’diy dalam tafsirnya menjelaskan makna mau’izhah ini:
أي: تعظكم، وتنذركم عن الأعمال الموجبة لسخط الله، المقتضية لعقابه وتحذركم عنها ببيان آثارها ومفاسدها.
Yakni : “memberi pelajaran kepada kalian dan memperingatkan kalian dari perbuatan perbuatan yang dapat mendatangkan murka Allah dan mengakibatkan turunnya azab-Nya dan mewanti-wanti kalian dari hal ini dengan cara menjelaskan dampak buruknya dan kerusakannya.”
Dengan demikian setiap ayat yang kita baca yang menceritakan tentang kehancuran umat umat terdahulu yang telah Allah turunkan azab kepada mereka disebabkan kedurhakaan mereka, maka ini merupakan mau’izah dari Allah untuk kita, agar kita mengambil pelajaran darinya .
Begitu juga setiap ayat yang menjelaskan tentang ancaman dari Allah bagi orang yang melakukan perbuatan tertentu yang disebutkan dalam ayat tersebut merupakan MAU’IZHAH atau pelajaran yang mesti kita ambil.
Karena itu, selayaknya para pembaca Al Qur’an mengambil pelajaran dari Al Qur’an dan bukan hanya sekedar menghafal teks nya atau menyenandungkannya saja, namun tujuan Al Qur’an adalah untuk diambil pelajaran darinya.
2- Penawar dan Obat dari Penyakit Didalam Dada.
Berkata Syekh Abdur Rahman bin Nashir As Sa’diy dalam tafsirnya:
شفاء لما في الصدور من أمراض الشهوات الصادة عن الانقياد للشرع وأمراض الشبهات، القادحة في العلم اليقيني
“Penyembuh bagi setiap penyakit yang ada didalam dada, yaitu penyakit syahwat yang telah menghalangi seseorang untuk tunduk kepada syari’at dan penyakit syubhat yang dapat merusak keyakinan “.
Penyakit yang berbahaya dan buruk dampaknya terhadap agama ada dua jenis :
☑ Penyakit Syahwat
yakni setiap sesuatu dari perkara dunia ini yang tertarik hawa nafsu seseorang kepadanya dan tidak pernah ia puas dengannya.
Syahwat terbagi kepada dua :
– Syahwat yang bersifat jasadiyah seperti makan ,minum , dan lainnya
– Syahwat yang bersifat ruhiyah seperti haus pujian, kekuasaan, suka mendengarkan musik dan sebagainya
Dampak dari memperturutkan syahwat ini, bisa menghalangi seseorang dari mentaati Allah dan bahkan bisa membuat seseorang menentang dan mendurhakai Allah demi tercapainya keinginan hawa nafsunya.
☑ Penyakit Syubhat
Syubhat secara bahasa berarti ﺍﻻﻟﺘﺒﺎﺱُ (samar) ، dikatakan misalnya :
ﺧَﻠَّﻂَ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻷَﻣْﺮَ ﺣﺘﻰ ﺍﺷْﺘَﺒﻪ ﺑﻐﻴﺮﻩ
“Mencampur adukkan sebuah perkara sehingga mirip dengan selainnya”
Maka syubhat itu dinamakan syubhat disebabkan sesuatu itu tersembunyi kondisi yang sebenarnya dan tidak jelas hukumnya disebabkan telah dicampur aduk dengan perkara yang lain sehingga susah membedakannya.
Atau ungkapan lainnya:
ﺍﻟﺸﻲﺀ ﺍﻟﻐﺎﻣﺾ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺼـﺎﺣﺐ ﺃﻣـﺮﺍً ﻓﻴﻤﺘﻨـﻊ ﺗﻤﻴﻴﺰﻩ ﻋﻦ ﻏﻴﺮﻩ ”
“Sesuatu yang samar samar yang menyertai sebuah perkara sehingga tidak bisa lagi dibedakan perkara itu dengan perkara yang lain”
Syubhat yang paling berbahaya itu adalah syubhat dalam perkara aqidah, sehingga seseorang tidak menyadari kalau ia telah keluar dari aqidah ahlussunnah dan menyimpang kepada aqidah sesat, bahkan sampai ia bawa syubhat ke liang kuburnya.
3- Sebagai AL- HUDA yakni ilmu dan petunjuk menuju kebenaran dan keselamatan dunia akhirat.
قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ * يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ)
“Sungguh, telah datang kepadamu Nur dari Allah, dan Kitab yang menjelaskan.
Dengan Kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada cahaya dengan izin-Nya, dan menunjukkan ke jalan yang lurus.”
[Surat Al-Ma’idah 15 – 16]
Al-Qur’an menunjukkan kepada manusia jalan keberuntungan dan keselamatan dan manhaj al istiqamah (prinsip beragama yang lurus) sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat diatas dalam tafsirnya:
فقال ” يهدي به الله من اتبع رضوانه سبل السلام ” أي طرق النجاة والسلامة ومناهج الاستقامة ”
Beliau juga mengatakan dalam tafsirnya bahwa Al Qur’an akan menyelamatkan orang yang mengikutinya dari kebinasaan dan menjelaskan kepada mereka seterang-terang jalan yang akan ditempuh sehingga terhindar mereka dari perkara yang dikhawatirkan dan mereka memperoleh perkara yang mereka sukai dan dijauhkan mereka dari kesesatan dan dibimbing mereka kepada kondisi beragama yang paling lurus.
ويخرجهم من الظلمات إلى النور بإذنه ويهديهم إلى صراط مستقيم ” أي ينجيهم من المهالك ويوضح لهم أبين المسالك فيصرف عنهم المحذور ويحصل لهم أحب الأمور وينفي عنهم الضلالة ويرشدهم إلى أقوم حالة
Allah Ta’ala juga berfirman :
(… فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَىٰ)
“maka (ketahuilah) barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka”
_______
[Surat Tha-Ha 123]
Berkata Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma :
“ضمن الله لمن اتبع القرآن أن لا يضل في الدنيا ولا يشقى في الآخرة ”
“Allah menjamin untuk siapa saja yang mengikuti Al Qur’an bahwa ia tidak akan sesat di dunia dan tidak akan celaka diakhirat “
____
Dikeluarkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam al Musannafnya dan Ibnu Katsir dalam tafsirnya
4. Al Qur’an sebagai Rahmat dari sisi Allah Ta’ala.
Maknanya kata Syekh Abdurrahman bin Nashir as-sa’di rahimahullah :
والرحمة هي ما يحصل من الخير والإحسان، والثواب العاجل والآجل، لمن اهتدى به
“Ar Rahmah adalah sesuatu yang diperoleh (sebagai buah) dari kebaikan dan ihsan dan ia adalah pahala yang diterima segera (didunia) atau ditangguhkan (diakhirat) bagi orang yang mendapat petunjuk dengan Al Qur’an ”
_____
Taisirul Kariimir Rahman
Akan tetapi, 4 fungsi Al Qur’an yang disebutkan dalam ayat ini tidak akan diperoleh kecuali oleh orang-orang yang beriman dengan Al Qur’an tersebut , sebagaimana disebutkan oleh Syekh As Sa’di rahimahullah dalam tafsirnya :
ولكن لا يهتدي به، ولا يكون رحمة إلا في حق المؤمنين
“Tetapi tidak mungkin mendapatkan petunjuk dengan Al Qur’an dan tidak mungkin Al Qur’an itu menjadi rahmat kecuali pada haknya orang-orang yang beriman”
Yakni kecuali hanya orang-orang yang mengimani Al Qur’an itulah yang bisa menjadikan Al Qur’an sebagai MAU’IZHAH, PENYEMBUH, PETUNJUK DAN RAHMAT dalam kehidupannya.
Wallahu A’lam.